Dekan FEB Luncurkan Buku Strategi Marketing Mix Politik
TANGERANG – Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Islam Syekh-Yusuf (Unis) Tangerang
Dr. Asep Ferry Bastian, SE.,MM meluncurkan buku Strategi Marketing Mix Politik Dalam Pemenangan
Pilkada. Peluncuran diisi diskusi buku secara Dalam Jaringan (Daring), Kamis (25/8/22). Wali Kota
Tangerang Arief R Wismansyah mengapresiasi Asep yang berhasil meluncurkan buku pertamanya. Ia
menyampaikan, buku tersebut mencatat sejarah perjalanan politiknya sejak awal mencalonkan sebagai
Wakil Wali Kota Tangerang hingga terpilih sebagai Wali Kota Tangerang dua periode. “Buat saya ini
menjadi kebanggaan, karena saya mengikuti proses Pilkada ini bersama Kang Asep sejak 2008 dan
Pilkada 2013,” ujar Arief dalam sambutannya.
Arief berharap, buku tersebut dapat menjadi referensi dan pembelajaran bahwa politik demokrasi harus
terus berintegritas dan membawa perubahan untuk kemajuan bangsa. “Karena berdasarkan kisah nyata
yang akhirnya dikaji secara akademisi, dan sangat luar biasa. Buku ini memberikan banyak edukasi
politik bagi kita semua,” katanya.
Pada peluncuran buku hadir pula narasumber yang menyertai kata pengantar pada buku tersebut, yaitu
Peneliti Pusat Riset Politik BRIN Prof Dr Lili Romli,M.Si serta Founder & CEO PolMark Indonesia Eep
Saefulloh Fatah.
Lili mengatakan, political marketing di Indonesia tumbuh subur menjadi praktis ketika Pemilu digelar
secara langsung. “Dampaknya adalah kandidat mau tidak mau menjaring massa. Untuk menjaring
massa yang memilihnya itu adalah yang pertama dilakukan melakukan riset-riset politik termasuk
polling serta marketing politik. Ini dua-duanya saling berhubungan satu sama lainnya,” jelas Lili.
Sedangkan Eef mengatakan, harus diakui demokrasi di Indonesia merupakan demokrasi mahal. Bahkan
jika dibandingkan dengan negara lain, demokrasi di Indonesia termasuk salah satu yang paling boros.
“Political marketing sering dianggap sebagai salah satu sumbangan dari itu. Sesungguhnya, political
marketing bukan penyumbang tetapi harus jadi jalan keluar,” ujarnya.
Mahalnya pemenangan kata Eef, bisa diefisiensi oleh political marketing. Political marketing dapat
memulai kerjanya dengan riset. “Termasuk di dalamnya persepsi opini publik. Marketing politik itu
sebetulnya lebih konsen kepada apa yang pemilih inginkan,” ucapnya.
Dekan FEB Unis Tangerang Asep mengatakan, penulisan buku tersebut bermula dari hasil disertasinya
menempuh pendidikan S3 Ilmu Marketing di Universitas Brawijaya Malang dengan tema pemasaran
politik. Asep menggabungkan pendekatan praktisnya sebagai ketua tim pemenangan serta keilmuan
akademiknya. “Marketing mix politik dan keputusan memilih kepala daerah melalui persepsi nilai dan
positioning sebagai variabel intervening. Itu studi pada pemilihan gubernur dan wakil gubernur Banten
2017,” kata Asep.
Dari hasil disertasinya, Asep menghasilkan dua temuan baru, yakni persepsi nilai dan positioning.
“Intisari dari disertiasi itu secara konsep teori disajikan dengan bahasa yang lebih populer, karena kalau
menggunakan bahasa akademis tentu terlalu berat dicerna. Kebetulan saya dulu wartawan dan suka
menulis jadi saya ubah gaya bahasanya. Tapi beda halnya ketika menulis di kampus tentu tidak boleh
pakai gaya tulisan wartawan,” jelas Asep.
Asep mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam penyelesaian
bukunya tersebut. “Saya juga ucapkan terima kasih kepada pak Wali Kota Tangerang dan luar biasa
perjalanan saya dengan beliau. Tidak saja dalam proses akademik tapi dalam proses praktik kami
bersama beliau sejak 2008 hingga 2018 dalam kemenangan pilkada,” tuturnya.
Lanjut Asep, secara garis besar buku tersebut dinamika politik di antaranya Sejarah Politik Indonesia,
Seluk Beluk Pemasaran, Pemasaran Politik, Pemasarkan Kandidat Politik, Lingkaran Dalam dan Jaringan
Kandidat, hingga Langkah Kemenangan. ”Ada juga pengalaman praktik Pilkada 2008, 2013 dan 2018.
Jadi bercerita ketika memimpin pemenangan,” ujarnya.
Asep berharap, buku tersebut dapat memberikan keberkahan bagi insan akademik, para praktisi politik
dan masyarakat. “Buku ini menjadi milik publik, semoga bisa memberikan keilmuan, menjadi amal
jariyah, dan menjadi satu buah keilmuan yang bisa diperdebatkan, juga bisa dikritik serta saran oleh
siapapun,” tutupnya. (Vita)